Minggu, 19 November 2023

DONASI UNTUK PALESTINA 2023 NU ONLINE

 


LAZISNU membuka pengumpulan donasi bagi warga Palestina. Bagi masyarakat yang ingin menyalurkan bantuan dapat mengikuti tahapan berikut: Buka laman nucare.id/program/pedulipalestina Klik tombol "Donasi Sekarang" Masukkan nominal donasi Isi data diri Pilih metode pembayaran Klik "Lanjutkan Pembayaran" dan ikuti langkah selanjutnya dan dapatkan laporan via email Selain itu, bantuan dapat juga disalurkan melalui rekening berikut BCA 0680 1926 77 An. Yay. Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah NU BSI 7015 654 583 An. PP LAZIS NU NON ZAKAT

Sumber: https://www.nu.or.id/nasional/gus-yahya-ajak-masyarakat-salurkan-donasi-untuk-palestina-begini-caranya-D81tn


___
Download NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS)

Share:

Senin, 12 Desember 2022

Kamis, 10 November 2022

17 TUJUAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS YANG PERLU KAMU FAHAMI

1. TANPA KEMISKINAN

Mengakhiri segala bentuk kemiskinan di semua tempat

Memberantas segala bentuk kemiskinan masih menjadi salah satu tantangan besar yang dihadapi kemanusiaan. Meskipun jumlah penduduk yang hidup dalam kemiskinan ekstrem telah berkurang hingga setengahnya dari 1,9 miliar pada 1990, menjadi 836 juta pada 2015 terlalu banyak yang masih harus berjuang bersusah payah untuk memenuhi kebutuhan dasar.

Secara global, lebih dari 800 juta orang hidup dengan penghasilan kurang dari $1,25 per hari; masih banyak yang kekurangan akses terhadap makanan layak, air minum yang bersih, dan sanitasi. Pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat seperti yang terjadi di China dan India telah mengangkat jutaan orang dari kemiskinan, tapi kemajuan tersebut juga tidak seimbang. Perempuan secara tidak adil cenderung hidup dalam kemiskinan dibanding laki-laki akibat ketidaksetaraan dalam hal pekerjaan, pendidikan, dan kepemilikan tanah.

Sebanyak 80 persen dari jumlah total penduduk yang hidup dalam kemiskinan ekstrem berada di Asia Selatan dan Afrika sub-Sahara, di wilayah-wilayah tersebut kemajuan juga kurang begitu berarti. Angka ini diduga akan terus meningkat akibat adanya ancaman baru yang diakibatkan oleh perubahan iklim, konflik, dan kekurangan makanan.

SDGs adalah komitmen berani untuk menyelesaikan apa yang kami mulai, yaitu mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuk dan dimensinya pada tahun 2030. Hal ini termasuk membidik mereka yang hidup dalam situasi yang rentan, meningkatkan akses menuju sumber daya dan layanan mendasar, serta menyokong komunitas yang terdampak oleh konflik dan bencana yang berhubungan dengan iklim. 

2. TANPA KELAPARAN 

Mengakhiri kelaparan, meraih ketahanan pangan dan meningkatkan gizi, serta mendorong pertanian berkelanjutan.

Upaya untuk memerangi kelaparan dan kekurangan gizi telah meningkat secara signifikan sejak tahun 2000. Karena kelaparan, keresahan pangan dan kekurangan gizi untuk semua orang, bagaimanapun, akan memerlukan usaha yang terus menerus dan terfokus, terutama di Asia dan Afrika. Lebih banyak investasi di bidang pertanian, termasuk pengeluaran dan bantuan pemerintah, diperlukan untuk meningkatkan kapasitas produktivitas pertanian.

Proporsi orang-orang yang kurang gizi di seluruh dunia menurun dari 15 persen pada tahun 2000-2002 menjadi 11 persen pada 2014-2016. Sekitar 793 juta orang kekurangan gizi di seluruh dunia, turun dari 930 juta orang selama periode yang sama.

Mengakhiri kelaparan menuntut sistem produksi pangan yang berkelanjutan dan praktik pertanian yang tangguh. Salah satu aspek dari upaya tersebut adalah menjaga keanekaragaman genetik tanaman dan hewan, yang sangat penting untuk pertanian dan produksi pangan.

Bagian dari bantuan alokasi sektoral yang dialokasikan untuk pertanian dari negara-negara anggota Komite Bantuan Pembangunan Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) turun dari hampir 20 persen pada pertengahan 1980an menjadi 7 persen pada akhir 1990-an, di mana Tetap sampai 2015. Penurunan tersebut mencerminkan pergeseran dari bantuan untuk pembiayaan infrastruktur dan produksi menuju fokus yang lebih besar pada sektor sosial. Pada tahun 2016, 21 negara mengalami harga domestik yang tinggi atau cukup tinggi, relatif terhadap tingkat historisnya, untuk satu atau lebih komoditas pangan pokok pokok. Tiga belas negara tersebut berada di sub-Sahara Afrika. Penyebab utama tingginya harga adalah penurunan output domestik, depresiasi mata uang dan ketidakamanan. Lonjakan harga bahan bakar lokal juga mendorong harga pangan lebih tinggi.

Beberapa kemajuan telah dicapai dalam mencegah distorsi di pasar pertanian dunia. Subsidi ekspor pertanian global berkurang 94 persen dari tahun 2000 sampai 2014. Pada bulan Desember 2015, anggota Organisasi Perdagangan Dunia mengadopsi keputusan menteri untuk menghapuskan subsidi ekspor untuk produk pertanian dan menahan tindakan ekspor yang memiliki dampak serupa.

3. KEHIDUPAN SEHAT DAN SEJAHTERA

Memastikan hidup sehat dan mempromosikan kesejahteraan bagi semua

Sejak MDGs dibuat, telah ada pencapaian yang bersejarah dalam hal penurunan tingkat kematian anak, peningkatan kesehatan ibu hamil, serta perjuangan melawan HIV/AIDS, malaria serta penyakit lainnya. Sejak 1990, secara global terjadi penurunan lebih dari 50 persen kematian anak akibat penyakit yang bisa dicegah. Kematian ibu juga turun hingga 45 persen di seluruh dunia. Jumlah orang baru terinfeksi HIV/AIDS menurun hingga 30 persen antara tahun 2000 sampai 2013, dan lebih dari 6,2 juta orang telah diselamatkan dari Malaria.

Kemajuan ini sangat luar biasa, namun masih lebih dari 6 juta anak meninggal sebelum memasuki usia lima tahun. Sekitar 16 ribu anak meninggal setiap hari akibat penyakit yang bisa disembuhkan seperti campak dan tuberkulosis. Setiap hari, ratusan perempuan meninggal saat hamil atau akibat komplikasi saat melahirkan, dan di daerah yang masih berkembang, hanya 56 persen kelahiran di pedesaan dibantu oleh tenaga kesehatan profesional. Saat ini AIDS menjadi penyebab utama kematian di antara orang dewasa muda di Africa sub-Sahara, wilayah yang masih mengalami penderitaan hebat akibat epidemi HIV.

Kematian ini bisa dihindari melalui pencegahan dan perawatan, pendidikan, kampanye imunisasi, serta layanan kesehatan seks dan reproduksi. SDGs membuat komitmen berani untuk mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria dan penyakit menular lainnya pada 2030. Tujuannya adalah untuk meraih layanan kesehatan dengan cakupan universal dan menyediakan akses menuju obat-obatan dan vaksin yang efektif serta aman bagi semua. Mendukung penelitian dan pengembangan vaksin adalah bagian penting dari proses ini, seperti halnya penyediaan akses menuju obat-obatan dengan harga terjangkau.

4. PENDIDIKAN BERKUALITAS 

Memastikan pendidikan berkualitas yang layak dan inklusif serta mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang

Sejak tahun 2000, kemajuan dalam pencapaian target pendidikan dasar universal telah begitu besar. Tingkat keikutsertaan di wilayah berkembang mencapai 91 persen pada 2015, dan jumlah anak putus sekolah di seluruh dunia menurun hingga setengahnya. Tingkat melek aksara mengalami peningkatan yang dramatis, dan jumlah anak perempuan yang mengenyam pendidikan belum pernah setinggi saat ini. Semua ini adalah kesuksesan yang luar biasa.

Namun kemajuan ini bukan tanpa tantangan terutama di wilayah berkembang akibat tingginya tingkat kemiskinan, konflik bersenjata dan hal-hal darurat lainnya. Di Asia Barat dan Afrika Utara, konflik bersenjata yang masih berlangsung berakibat pada meningkatnya jumlah anak putus sekolah. Ini adalah tren yang mengkhawatirkan. Sementara Afrika sub-Sahara mengalami kemajuan paling besar dalam keikutsertaan pendidikan dasar di antara wilayah berkembang lainnya—dari 52 persen pada 1990, meningkat jadi 78 persen pada 2012—kesenjangan lain masih terjadi. Anak-anak dari keluarga termiskin memiliki kemungkinan empat kali lebih besar untuk putus sekolah dibanding mereka yang berasal dari keluarga berada. Dan kesenjangan antara daerah pedesaan dan perkotaan juga masih tinggi.

Meraih pendidikan berkualitas dan inklusif untuk semua menegaskan kembali keyakinan bahwa pendidikan adalah salah satu alat paling kuat dan terbukti bagi berlangsungnya pembangunan berkelanjutan. Tujuan ini memastikan semua anak perempuan dan laki-laki bisa menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah bebas biaya pada tahun 2030. Selain itu, tujuan ini juga menargetkan penyediaan akses pada pelatihan kejuruan yang terjangkau, serta menghilangkan kesenjangan gender dan kekayaan, demi mencapai akses universal pada pendidikan tinggi berkualitas.

5. KESETARAAN JENDER 

Meraih kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan dan anak-anak perempuan.

Pemberdayaan perempuan dan mendorong kesetaraan gender sangat penting untuk mempercepat pembangunan berkelanjutan. Mengakhiri segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan dan anak-anak perempuan bukan hanya soal hak asasi manusia, tapi ini juga memiliki efek berlipat ganda pada area pembangunan lainnya.

Sejak tahun 2000, UNDP bersama mitra PBB dan komunitas global telah menjadikan kesetaraan gender sebagai bagian utama dalam kerja kami, dan kami telah mencapai kesuksesan luar biasa. Dibandingkan 15 tahun lalu, kini ada lebih banyak anak perempuan yang bersekolah, dan sebagian besar wilayah telah meraih keseimbangan gender dalam pendidikan dasar. Saat ini perempuan menempati 41 persen bidang pekerjaan di luar pertanian, dibandingkan pada tahun 1990 yang hanya 35 persen.

SDGs berusaha meneruskan pencapaian ini untuk memastikan agar diskriminasi terhadap perempuan dan anak perempuan di seluruh tempat bisa dihentikan. Di beberapa wilayah, masih ada kesenjangan dalam hal gaji di tempat bekerja, dan masih ada perbedaan yang signifikan dalam hal lapangan pekerjaan antara perempuan dan laki-laki. Masih banyak rintangan besar yang harus dihadapi, termasuk kekerasan seksual dan eksploitasi, pembagian tidak merata dalam hal pengurusan keluarga dan pekerjaan rumah tangga, serta diskriminasi dalam pembuatan keputusan publik.

Memastikan adanya akses universal akan kesehatan seks dan reproduksi, dan membuat perempuan mampu mendapatkan hak-hak setara untuk memiliki sumber ekonomi seperti rumah dan tanah, adalah target vital untuk mewujudkan tujuan ini. Saat ini perempuan yang menempati jabatan publik jumlahnya lebih banyak dibandingkan sebelumnya, tapi mendorong adanya kepemimpinan perempuan di seluruh wilayah akan membantu memperkuat kebijakan dan legislasi untuk kesetaraan gender yang lebih baik.

6. AIR BERSIH DAN SANITASI LAYAK 

Memastikan akses pada air bersih dan sanitasi untuk semua

Kelangkaan air berdampak pada lebih dari 40 persen orang di seluruh dunia, ini adalah angka yang mengkhawatirkan dan diduga akan terus bertambah seiring dengan naiknya suhu global sebagai konsekuensi dari perubahan iklim. Meskipun 2,1 miliar orang telah mendapatkan akses pada sanitasi air yang lebih baik sejak 1990, berkurangnya pasokan air yang aman dikonsumsi adalah masalah besar yang mempengaruhi seluruh bagian dunia.

Pada 2011, 41 negara mengalami krisis air, 10 di antaranya nyaris kehabisan pasokan air tawar yang bisa diperbarui dan kini harus bergantung pada sumber-sumber non-konvensional. Musim kemarau yang semakin panjang dan bertambahnya lahan yang berubah menjadi gurun telah memperburuk kondisi ini. Pada 2050, diperkirakan bahwa setidaknya satu di antara empat orang kemungkinan besar akan terdampak oleh kekurangan air yang berulang.

Memastikan adanya akses universal pada sumber air yang aman dan terjangkau pada 2030 membutuhkan langkah kita untuk berinvestasi pada infrastruktur yang memadai, menyediakan fasilitas sanitasi, dan mendorong usaha kesehatan dan kebersihan pada setiap level. Melindungi dan memperbaiki ekosistem yang berhubungan dengan air seperti hutan, gunung, rawa dan sungai, menjadi sangat penting jika kita ingin mengurangi kelangkaan air. Kerja sama internasional juga dibutuhkan untuk mendorong efisiensi penggunaan air dan mendukung teknologi perawatan air di negara-negara berkembang.

7. ENERGI BERSIH DAN TERJANGKAU

Memastikan akses pada energi yang terjangkau, bisa diandalkan, berkelanjutan dan modern

Antara tahun 1990 hingga 2010, jumlah orang yang bisa mengakses listrik telah bertambah hingga 1,7 miliar, dan seiring dengan bertambahnya populasi global, kebutuhan akan energi yang murah juga terus naik. Ketergantungan ekonomi global pada sumber energi minyak bumi dan meningkatnya buangan gas rumah kaca menciptakan perubahan drastis pada sistem iklim kita. Dan ini menimbulkan dampak yang jelas di seluruh dunia.

Meskipun demikian, muncul gerakan baru yang mendorong penggunaan sumber-sumber energi alternatif, dan pada 2011 energi terbarukan digunakan untuk lebih dari 20 persen energi yang dihasilkan secara global. Namun, satu di antara lima orang di dunia masih kekurangan akses pada listrik, dan seiring dengan bertambahnya kebutuhan, maka perlu ada peningkatan substansial produksi energi terbarukan di seluruh dunia.

Memastikan akses universal pada listrik yang terjangkau pada 2030 berarti kita harus berinvestasi dalam sumber-sumber energi bersih seperti matahari, angin, dan panas bumi. Memberlakukan standar yang efektif dari segi biaya untuk teknologi dengan daya jangkau yang lebih luas juga bisa mengurangi konsumsi listrik bangunan dan industri hingga 14 persen. Ini artinya bisa mengurangi pembangunan kira-kira 1.300 pembangkit listrik ukuran sedang. Mengembangkan infrastruktur dan meningkatkan mutu teknologi yang menyediakan sumber energi bersih di seluruh negara berkembang adalah target penting yang bisa mendorong pertumbuhan dan penyelamatan lingkungan.

8. PEKERJAAN LAYAK DAN PERTUMBUHAN EKONOMI 

Mempromosikan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif, lapangan pekerjaan dan pekerjaan yang layak untuk semua

Meskipun terkena dampak panjang krisis ekonomi pada 2008/2009, dalam 25 tahun terakhir ini jumlah pekerja yang hidup dalam kemiskinan ekstrem telah berkurang secara dramatis. Di negara-negara berkembang, lebih dari 34 persen jumlah pekerja terdiri dari kelas menengah, hampir tiga kali lipat dari jumlah pekerja pada tahun 1991 hingga 2015.

Tetapi, seiring dengan pemulihan ekonomi global kita juga melihat pertumbuhan yang melambat, kesenjangan yang meluas dan penambahan lapangan pekerjaan yang tidak cukup cepat untuk menyusul pertambahan jumlah tenaga kerja. Menurut Organisasi Buruh Internasional (ILO), lebih dari 204 juta orang adalah pengangguran pada tahun 2015.

SDG berusaha mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dengan mencapai produktivitas lebih tinggi serta melalui inovasi teknologi. Mempromosikan kebijakan yang mendorong kewirausahaan dan penciptaan lapangan kerja adalah kuncinya, dan ini juga adalah cara efektif untuk menghentikan kerja paksa, perbudakan, dan perdagangan manusia. Dengan target-target tersebut, diharapkan tujuan untuk meraih ketenagakerjaan penuh dan produktif serta pekerjaan layak bagi semua orang bisa dicapai pada 2030.

9. INDUSTRI, INOVASI, INFRASTRUKTUR 

Membangun infrastruktur kuat, mempromosikan industrialisasi berkelanjutan dan mendorong inovasi.

Investasi berkelanjutan dalam infratruktur dan inovasi adalah penggerak penting pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Saat ini lebih dari setengah populasi dunia tinggal di perkotaan, karena itu transportasi massal dan energi terbarukan menjadi sangat penting, begitu juga dengan pertumbuhan industri baru serta teknologi informasi dan komunikasi.

Kemajuan teknologi juga adalah kunci untuk menemukan solusi jangka panjang bagi tantangan ekonomi dan lingkungan, seperti menyediakan lapangan pekerjaan baru dan mendorong efisiensi energi. Mempromosikan industri berkelanjutan serta berinvestasi dalam penelitian ilmiah dan inovasi adalah cara-cara penting untuk memfasilitasi pembangunan berkelanjutan.

Lebih dari 4 miliar orang masih belum memiliki akses Internet, dan 90 persen-nya berada di negara-negara berkembang. Menjembatani jurang digital ini sangatlah penting untuk memastikan kesetaraan akses pada informasi dan pengetahuan, dan hasilnya nanti adalah mendorong inovasi dan kewirausahaan.

10. KESENJANGAN BERKURANG 

Mengurangi kesenjangan di dalam dan di antara negara-negara

Sudah diketahui bahwa kesenjangan pendapatan sedang mengalami kenaikan, 10 persen orang-orang terkaya menguasai 40 persen dari total pendapatan global. Di lain pihak, 10 persen orang-orang termiskin hanya mendapat antara 2 sampai 7 persen dari total pendapatan global. Di negara-negara berkembang, kesenjangan ini telah meningkat sebanyak 11 persen jika kita menghitung berdasarkan pertumbuhan populasi.

Perbedaan yang semakin lebar adalah seruan untuk bertindak yang membutuhkan adopsi kebijakan-kebijakan tepat untuk memberdayakan peraih pendapatan pada persentase terbawah dan mendorong inklusi ekonomi untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras atau etnis.

Kesenjangan pendapatan adalah masalah global yang membutuhkan solusi global. Hal ini melibatkan perbaikan aturan, pengawasan pasar dan institusi finansial, serta mendorong bantuan pembangunan dan investasi asing secara langsung pada wilayah-wilayah yang paling membutuhkan. Memfasilitasi perpindahan dan pergerakan penduduk yang aman juga menjadi kunci untuk menjembatani perbedaan yang semakin lebar.

11. KOTA DAN KOMUNITAS BERKELANJUTAN  

Membuat perkotaan menjadi inklusif, aman, kuat, dan berkelanjutan 

Lebih dari setengah populasi dunia kini tinggal di wilayah perkotaan. Pada tahun 2050, angka tersebut akan naik menjadi 6,5 miliar orang, dua per tiga dari jumlah penduduk dunia. Pembangunan berkelanjutan tidak akan tercapai tanpa perubahan signifikan dalam cara kita membangun dan mengatur wilayah perkotaan. Pertumbuhan kota-kota yang sangat cepat di negara berkembang, ditambah dengan meningkatnya urbanisasi, mengakibatkan terjadinya ledakan jumlah megapolitan. Pada 1990, terdapat sepuluh megapolitan dengan jumlah penduduk 10 juta atau lebih. Pada 2014, ada 28 megapolitan yang merupakan rumah bagi sekitar 453 juta orang. 

Kemiskinan ekstrem seringkali terpusat di wilayah perkotaan, dan pemerintahan nasional serta kota berjuang keras mengakomodasi pertambahan populasi di wilayah-wilayah ini. Menciptakan kota yang aman dan berkelanjutan berarti memastikan akses pada perumahan yang aman dan terjangkau, serta memperbaiki pemukiman kumuh. Ini juga melibatkan investasi pada transportasi umum, menciptakan ruang hijau bagi publik, dan meningkatkan perencanaan dan pengaturan perkotaan yang inklusif sekaligus melibatkan semua pihak.  

12. KONSUMSI DAN PRODUKSI YANG BERTANGGUNGJAWAB 

Memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan

Meraih pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan berarti kita harus menyadari pentingnya pengurangan jejak ekologi dengan mengubah cara kita memproduksi dan mengkonsumsi makanan dan sumber daya lainnya. Pertanian adalah pengguna air terbesar di seluruh dunia, dan saat ini irigasi mengambil sekitar 70 persen penggunaan air bersih yang layak digunakan manusia.

Pengelolaan efisien dalam penggunaan sumber daya alam milik bersama, dan cara kita membuang sampah beracun dan polutan adalah target penting untuk meraih tujuan ini. Selain itu mendorong industri, bisnis, dan konsumen untuk mendaur ulang dan mengurangi sampah sama pentingnya, seperti halnya juga mendukung negara-negara berkembang untuk bergerak menuju pola konsumsi yang lebih berkelanjutan pada 2030.

Masih banyak penduduk dunia yang bahkan konsumsi kebutuhan dasarnya pun belum bisa dikatakan layak. Mengurangi sisa makanan perkapita global dari pedagang dan konsumen hingga setengahnya juga penting untuk menciptakan produksi dan rantai pasokan yang lebih efisien. Ini bisa membantu menjaga ketahanan pangan dan membawa kita menuju ekonomi dengan sumber daya efisien.

13. PERNANGANAN PERUBAHAN IKLIM 

Mengambil langkah penting untuk melawan perubahan iklim dan dampaknya

Tidak ada satu pun negara di dunia yang tidak mengalami dampak dramatis secara langsung dari perubahan iklim. Buangan gas rumah kaca terus meningkat, dan saat ini levelnya berada pada 50 persen lebih tinggi dibandingkan pada tahun 1990. Lebih jauh lagi, pemanasan global mengakibatkan perubahan berkepanjangan pada sistem iklim kita, dan konsekuensi yang terjadi tidak akan bisa diubah kecuali kita melakukan tindakan.

Kerugian rata-rata tahunan akibat gempa bumi, tsunami, badai tropis dan banjir terhitung sekitar ratusan miliar dolar, dan ini membutuhkan investasi sebesar US$6 miliar per tahun untuk biaya pengelolaan risiko bencana saja. Tujuan ini berusaha mengumpulkan US$100 miliar per tahun pada 2020 untuk memenuhi kebutuhan negara-negara berkembang dan membantu mengurangi bencana akibat perubahan iklim.

Memperkuat kegigihan dan kapasitas adaptasi wilayah-wilayah yang lebih rentan, seperti negara-negara di tengah benua dan negara kepulauan, harus berjalan beriringan dengan usaha meningkatkan kesadaran dan memasukkan langkah-langkahnya pada kebijakan dan strategi nasional. Dengan adanya kehendak politik dan penggunaan langkah teknologi secara luas, masih mungkin bagi kita untuk membatasi kenaikan suhu rata-rata secara global pada dua derajat Celcius di atas level masa pra-industri. Ini membutuhkan tindakan bersama dengan segera.

14. EKOSISTEM LAUT 

Pelindungan dan penggunaan samudera, laut dan sumber daya kelautan secara berkelanjutan

Samudera dunia-suhu, unsur kimia, arus, dan kehidupan di dalamnya-adalah penggerak sistem global yang membuat Bumi bisa dihuni oleh manusia. Cara kita mengelola sumber daya vital ini sangat penting bagi kehidupan manusia secara keseluruhan, dan untuk mengimbangi dampak dari perubahan iklim.

Lebih dari 3 miliar orang menggantungkan mata pencaharian pada laut dan keanekaragaman hayati pantai. Tetapi saat ini kita melihat bahwa 30 persen simpanan ikan dunia mengalami eksploitasi berlebih, jauh di bawah level di mana mereka bisa memproduksi hasil yang berkelanjutan. Samudera juga menyerap sekitar 30 persen karbon dioksida yang dihasilkan manusia, dan kita melihat kenaikan pengasaman samudera hingga 26 persen sejak dimulainya revolusi industri. Polusi laut yang mayoritas bersumber dari darat telah mencapai level yang mengkhawatirkan, dengan rata-rata 13.000 bagian sampah plastik ditemukan di setiap kilometer persegi lautan.

SDG menciptakan kerangka kerja berkelanjutan untuk mengatur dan melindungi ekosistem laut dan pantai dari polusi yang berasal dari darat, juga untuk menyadarkan akan dampak pengasaman samudera. Memperkuat pelindungan dan penggunaan sumber daya laut yang berkelanjutan melalui hukum internasional juga akan membantu mengatasi tantangan yang dihadapi samudera kita.

15. EKOSISTEM DARATAN 

Mengelola hutan secara berkelanjutan, melawan perubahan lahan menjadi gurun, menghentikan dan merehabilitasi kerusakan lahan, menghentikan kepunahan keanekaragaman hayati.

Kehidupan manusia bergantung pada tanah sama seperti kita bergantung pada laut untuk bahan makanan dan mata pencaharian. Tumbuhan menyediakan 80 persen bahan makanan untuk manusia, dan kita bergantung pada pertanian sebagai sumber penting perekonomian dan alat pembangunan. Hutan meliputi 30 persen permukaan bumi, dan merupakan habitat bagi jutaan spesies serta menjadi sumber air dan udara bersih, dan juga sangat penting untuk melawan perubahan iklim.

Belum pernah kita melihat penurunan kualitas tanah seperti saat ini, dan hilangnya tanah yang bisa ditanami mencapai 30 hingga 35 kali jumlah rata-rata dalam sejarah. Kemarau panjang dan perubahan lahan menjadi gurun juga meningkat tiap tahun, mencapai 12 juta hektar dan memengaruhi komunitas miskin di seluruh dunia. Dari 8.300 hewan yang diketahui, 8 persen telah punah dan 22 persen berada di ambang kepunahan.

SDG berusaha melindungi dan memperbaiki penggunaan ekosistem darat seperti hutan, rawa, lahan dan gunung pada 2020. Mempromosikan pengelolaan hutan yang berkelanjutan dan menghentikan penebangan hutan juga sangat penting untuk menghentikan dampak perubahan iklim. Harus segera dilakukan tindakan untuk mengurangi hilangnya habitat alami dan keanekaragaman hayati yang merupakan bagian dari warisan kita bersama.

16. PERDAMAIAN, KEADILAN DAN KELEMBAGAAN YANG TANGGUH 

Mendorong masyarakat adil, damai, dan inklusif  Perdamaian, stabilitas, hak-hak asasi manusia dan pemerintahan efektif berdasarkan aturan hukum adalah jalur pentimg menuju pembangunan berkelanjutan. 

Kita hidup di dunia yang semakin terbagi-bagi. Beberapa wilayah menikmati perdamaian yang berkelanjutan, keamanan dan kemakmuran, sementara wilayah lain tampak terus-menerus berada dalam lingkaran konflik dan kekerasan. Kondisi ini tidak bisa dihindari dan harus diketahui. 

Tingginya kekerasan bersenjata dan rasa tidak aman memiliki dampak merusak pada pembangunan negara, memengaruhi pertumbuhan ekonomi, dan seringkali menimbulkan rasa dendam di antara komunitas yang bisa berlangsung hingga beberapa generasi. Kekerasan seksual, tindak kejahatan, eksploitasi dan penyiksaan juga sering terjadi dalam kondisi konflik atau jika tidak ada hukum yang mengatur, dan negara harus mengambil tindakan untuk melindungi mereka yang berada dalam risiko. 

SDG berusaha mengurangi segala bentuk kekerasan secara signifikan, dan bekerja dengan pemerintah dan komunitas untuk menemukan solusi jangka panjang menghadapi konflik dan rasa tidak aman. Memperkuat aturan hukum dan mempromosikan hak-hak asasi manusia adalah kunci untuk berjalannya proses ini, selain juga mengurangi peredaran senjata ilegal dan memperkuat partisipasi negara-negara berkembang dalam institusi dan pemerintahan global.  

17. KEMITRAAN UNTUK MENCAPAI TUJUAN 

Menghidupkan kembali kemitraan global demi pembangunan berkelanjutan

SDG hanya bisa terwujud dengan komitmen kuat pada kemitraan dan kerja sama global. Meskipun bantuan pembangunan resmi dari negara-negara maju meningkat hingga 66 persen antara tahun 2000 sampai 2014, krisis kemanusiaan akibat konflik dan bencana alam terus menuntut bantuan dan sumber-sumber finansial. Banyak negara yang juga meminta bantuan pembangunan resmi untuk meningkatkan pertumbuhan dan perdagangan. Tidak pernah dunia terhubung lebih baik daripada saat ini.

Memperbaiki akses pada teknologi dan pengetahuan adalah cara penting untuk berbagi ide dan mendorong inovasi. Perlu diberlakukan kebijakan yang terkoordinasi untuk membantu negara-negara berkembang mengelola utang mereka, juga mendorong investasi di negara yang tertinggal karena itu semua sangat vital untuk meraih pertumbuhan dan pembangunan berkelanjutan.

Tujuan ini membidik penguatan kerjasama Utara-Selatan dan Selatan-Selatan dengan mendukung rencana nasional untuk meraih target. Mendorong perdagangan internasional dan membantu negara-negara berkembang meningkatkan ekspor mereka, adalah bagian dari upaya meraih sistem perdagangan yang berdasar aturan universal dan tepat yang terbuka, adil dan menguntungkan semua pihak.


REFERENSI :

https://pustakaborneo.org/esd-sdgs/sdgs/17-tujuan-sdgs.html#gsc.tab=0

Share:

Selasa, 22 Maret 2022

GUS MUS : KETIKA AGAMA KEHILANGAN TUHAN

 

​Ketika Agama Kehilangan Tuhan

Dulu agama menghancurkan berhala. Kini agama jadi berhala. Tak kenal Tuhannya, yang penting agamanya.

Dulu orang berhenti membunuh karena agama. Sekarang orang saling membunuh karena agama.

Dulu orang saling mengasihi karena beragama. Kini orang saling membenci karena beragama.

Agama tak pernah berubah ajarannya dari dulu,Tuhannya pun tak pernah berubah dari dulu. Lalu yang berubah apanya? Manusianya?

Dulu orang belajar agama sebagai modal, untuk mempelajari ilmu lainnya. Sekarang orang malas belajar ilmu lainnya, maunya belajar agama saja.

Dulu pemimpin agama dipilih berdasarkan kepintarannya, yang paling cerdas diantara orang-orang lainnya. Sekarang orang yang paling dungu yang tidak bisa bersaing dengan orang-orang lainnya, dikirim untuk belajar jadi pemimpin agama.

Dulu para siswa diajarkan untuk harus belajar giat dan berdoa untuk bisa menempuh ujian. Sekarang siswa malas belajar, tapi sesaat sebelum ujian berdoa paling kencang, karena diajarkan pemimpin agamanya untuk berdoa supaya lulus.

Dulu agama mempererat hubungan manusia dengan Tuhan. Sekarang manusia jauh dari Tuhan karena terlalu sibuk dengan urusan-urusan agama.

Dulu agama ditempuh untuk mencari Wajah Tuhan. Sekarang agama ditempuh untuk cari muka di hadapan Tuhan.

Esensi beragama telah dilupakan. Agama kini hanya komoditi yang menguntungkan pelaku bisnis berbasis agama, karena semua yang berbau agama telah didewa-dewakan, takkan pernah dianggap salah, tak pernah ditolak, dan jadi keperluan pokok melebihi sandang, pangan, papan. Agama jadi hobi, tren, dan bahkan pelarian karena tak tahu lagi mesti mengerjakan apa.

Agama kini diperTuhankan, sedang Tuhan itu sendiri dikesampingkan. Agama dulu memuja Tuhan. Agama kini menghujat Tuhan. Nama Tuhan dijual, diperdagangkan, dijaminkan, dijadikan murahan, oleh orang-orang yang merusak, membunuh, sambil meneriakkan nama Tuhan.

Tuhan mana yang mengajarkan tuk membunuh? Tuhan mana yang mengajarkan tuk membenci? Tapi manusia membunuh, membenci, mengintimidasi, merusak, sambil dengan bangga meneriakkan nama Tuhan, berpikir bahwa Tuhan sedang disenangkan ketika ia menumpahkan darah manusia lainnya.

Agama dijadikan senjata tuk menghabisi manusia lainnya. Dan tanpa disadari manusia sedang merusak reputasi Tuhan, dan sedang mengubur Tuhan dalam-dalam di balik gundukan ayat-ayat dan aturan agama.

Share:

Sabtu, 19 Maret 2022

CONTOH JUDUL SKRIPSI MSDM

 

CONTOH JUDUL SKRIPSI MSDM

 

1.         Evaluasi Program Daftar Penilaian Personel Perwira Yang Bertugas Dilingkungan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut.

2.         Pengaruh Iklim Organisasi Dan Kecerdasan Emosional Dimediasi Motivasi Kerja Terhadap Ocb Pegawai Asn Dinas Pendidikan Pemprov Dki Jakarta.

3.         Pengaruh Teknologi Informasi, Berbagi Pengetahuan Dan Komitmen Organisasional Terhadap Inovasi Dosen Stmik Di Bekasi.

4.         Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Kerjasama Tim Terhadap Kepuasan Kerja Pada Industri Pertelevisian Di Jakarta Selatan.

5.         Teori Motivasi Maslow Pada Penjaga Menara Suar: Studi Etnografi Pada Manajemen Menara Suar.

6.         Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Komunikasi Interpersonal, Dan Pengembangan Karir Terhadap Komitmen Pejabat Diplomatik Di Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Di Jakarta.

7.         Pengaruh Reward Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Guru Ibnu Hajar Boarding School Munjul Cipayung Jakarta Timur.

8.         Pengaruh Gaya Kepemimpinan Otoriter Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Pt Rolu Indojaya.

9.         Hubungan Antara Kompensasi Dengan Kepuasan Kerja Guru Honorer Sekolah Menengah Atas Negeri Di Kota Administrasi Jakarta Timur.

10.       Pengaruh Pemberdayaan, Budaya Kerja, Tanggung Jawab Dan Motivasi Terhadap Komitmen Profesi Guru Smk Di Kota Administrasi Jakarta Pusat.

11.       Pengaruh Kepercayaan Dan Kepuasan Kerja Terhadap Turnover Guru Pada Yayasan Pendidikan Notre Dame Jakarta Barat.

12.       Pengaruh Pemberdayaan (Empowerment) Terhadap Kinerja Pada Karyawan Wiladatika Cibubur Jakarta.

13.       Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Intensi Kewirausahaan Melalui Sikap Dan Efikasi Diri Pada Mahasiswa Universitas Islam Swasta Di Jakarta.

14.       Komitmen Kebangsaan Prajurit Tni Ad: Kajian Pengaruh Kepemimpinan, Etika Keprajuritan, Dan Motivasi Prajurit Melalui Studi Kausal.

15.       Evaluasi Implementasi Kebijakan Penggunaan Sumber Daya Manusia Logistik Dalam Rangka Mendukung Tugas Pokok Di Mabes Tni.

16.       Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Sikap Profesi Dan Kepercayaan Terhadap Kinerja Perwira Menengah Di Markas Besar Tni Angkatan Laut.

17.       Hubungan Antara Insentif Dengan Kepuasan Kerja Pada Karyawan Pt Kereta Api Indonesia (Kai) Daop 1 Jakarta.

18.       Analisis Disiplin Kerja Pada Karyawan Manajemen Supporting Pt. Xyz.

19.       Kebijakan Ketahanan Kesehatan Sumber Daya Manusia Indonesia (Indonesia’s Human Health Security)Studi Kasus Kebijakan Periode 2014 – 2019.

20.       Pengaruh Disiplin Kerja Dan Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Divisi Produksi Pada Pt X.

21.       Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Power Distance, Dan Followership Terhadap Kemampuan Pengambilan Keputusan Perwira Di Kesatuan Kostrad.

22.       Mindful Leadership: Sebuah Studi Kasus Implementasi Kepemimpinan Berkesadaran Penuh Pimpinan Institute Of Advanced Buddhist Studies Plum Village Buddhist Monastery – Upper Hamlet Perancis.

23.       Evaluasi Program Pendidikan Dan Pelatihan Reform Leader Academy.

24.       Pengaruh Konflik Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di Department Housekeeping The Sulan Hotel And Residence Jakarta.

25.       Pengaruh Penerapan Green Accounting Dan Corporate Social Responsibility (Csr) Disclosure Terhadap Nilai Perusahaan Melalui Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening (Studi Perusahaan Pada Sektor Manufaktur Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2019).

26.       Penerapan Layanan Masyarakat Dalam Pendidikan Bela Negara (Studi Kasus Di Kolinlamil Jakarta Utara).

27.       Evaluasi Efektivitas Program Pelatihan Initial Flight Attendant : Suatu Penelitian Evaluatif Program Pelatihan Initial Flight Attendant Berdasarkan Model Kirkpatrick Di Garuda Indonesia Training Center.

28.       Pengaruh Kompensasi Dan Motivasi Terhadap Kinerja Pada Karyawan Pt. Kurnia Elok.

29.       Manajemen Peran Ganda Perempuan; Studi Fenomenologi Pada Tokoh-Tokoh Perempuan Pengusaha.

30.       Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada Koperasi Pegawai Badan Kepegawaian Negara (Bkn) Jakarta Timur.

31.       Motivasi, Gender, Dan Latar Belakang Profesi Orangtua : Studi Kasus Pada Pengusaha Jahit Di Pasar Sunan Giri, Rawamangun, Jakarta Timur.

32.       Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Kepribadian Dan Keadilan Organisasi Terhadap Keterlibatan Kerja Serta Implikasinya Pada Organizational Citizenship Behavior Survei Kepala Unit Bimba-Aiueo Di Provinsi Dki Jakarta.

33.       Manajemen Kompetensi Peneliti Pusat Penelitian Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Sebagai Penyedia Layanan Penelitian Parlemen (Parliamentary Research Service).

34.       Analisis Tentang Kompensasi Selama Masa Pandemi Covid-19 Pada Unit Kerja Administrasi Di Pt Sumajaka Buana Kreasi.

35.       Standardisasi Kompetensi Manajerial Jabatan (Studi Terhadap Penetapan Standar Kompetensi Manajerial Eselon Iii Sebagai Ketua Kelompok Kerja Perancangan Kebijakan Di Kementerian Pertahanan).

36.       Analisis Pelaksanaan Diklat Pada Pegawai Pt. Angkasa Pura Ii (Persero).

37.       Pengaruh Motivasi, Kepuasan Kerja, Dan Komitmen Organisasional Terhadap Organizational Citizenship Behaviour (Ocb) Dosen Politeknik Angkatan Laut.

38.       Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja Dan Job Embeddedness Terhadap Komitmen Organisasi Pt. Xyz.

39.       Evaluasi Programpembinaan Perwira Tni Al Korps Suplai.

40.       Pengaruh Psychological Empowerment Dan Ethical Leadership Terhadap Work Engagement Pada Pegawai Bea Dan Cukai Wilayah Jabotabek.

41.       Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt Bank Rakyat Indonesia Unit X.

42.       Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan, Dan Keterpujian Perilaku Terhadap Komitmen Mutu Dengan Mediasi Kesadaran Kerja Aparatur Sipil Negara (Asn)Pada Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian Dalam Negeri.

43.       Pengaruh Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Dan Kepercayaan (Trust) Terhadap Komitmen Organisasi Dosen Politeknik Lp3i Jakarta.

44.       Pengaruh Iklim Organisasi Dan Keterikatan Karyawan Terhadap Organizational Citizenship Behavior (Ocb) Dengan Motivasi Sebagai Variabel Mediasi Pada Perusahaan Elevator Di Jakarta.

45.       Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Masa Kerja Terhadap Kinerja Pada Karyawan Di Pt. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Galangan 1 Di Jakarta Utara.

46.       Efektivitas Penyelenggaraan Beasiswa Pendidikan Strata 2 Bagi Pemuda Berprestasi (Sebuah Studi Di Kementerian Pemuda Dan Olahraga) (Disertasi).

47.       Hubungan Antara Etos Kerja Dengan Kinerja Pegawai Badan Ketahanan Pangan Di Kementerian Pertanian Jakarta.

48.       Pengaruh Kontrak Psikologis Dan Kualitas Kehidupan Kerja Terhadap Komitmen Tim Penjaminan Mutu Di Lingkungan Universitas Negeri Jakarta.

49.       Pengaruh Iklim Organisasi,Komitmen Organisasional, Dan Organizational Citizenship Behavior (Ocb) Terhadap Kualitas Layanan Pada Universitas Kristen Indonesia.

50.       Analisis Kebutuhan Pelatihan Sumber Daya Manusia Potensi Di Basarnas.

51.       Pengaruh Pelatihan Dan Kompensasi Terhadap Produktivitas Kerja Pada Karyawan Pt Indokonverta Indah, Bogor.

52.       Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja Dan Reward Terhadap Kinerja Perawat Di Rumah Sakit Bhayangkara Tk.1 R. Said Sukanto.

53.       Analisis Faktor Internal Yang Berpengaruh Terhadap Kelancaran Pembayaran Kredit Pada Perusahaan Konsumen Pt. Xyz.

54.       Determinasi Efikasi Diri Kepala Smp Di Indonesia.

55.       Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Pelatihan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Pustekkom.

56.       Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (Pkb) Guru Di Smk Negeri 26 Jakarta.

57.       Pengaruh Pengembangan Karier, Otonomi Pekerjaan, Dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi Pada Widyaiswara Di Lembaga Diklat Pemerintah Instansi Pusat.

58.       Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Mediasi Pada Karyawan Pt Surya Toto Indonesia Unit Serpong.

59.       Pengaruh Kepemimpinan Atasan, Budaya Organisasi, Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Kepala Sekolah (Studi Kausal Pada Kepala Sekolah Sdn Di Kota Tangerang Selatan Banten).

60.       Pengaruh Komunikasi Interpersonal Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Pt3.

61.       Pengaruh Beban Kerja Dan Pengembangan Karir Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pt Sarana Utama Adimandiri Divisi Engineering.

62.       Pengaruh Budaya Organisasi Dan Komunikasi Terhadap Kinerja Pada Pegawai Biro Kepegawaian Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

63.       Pengaruh Budaya Organisasi, Kepuasan Kerja, Dan Komitmen Profesi Terhadap Perilaku Inovatif Instruktur Penerbang Pada Sekolah Pembentukan Penerbang Sipil Di Indonesia.

64.       Pengaruh Kepemimpinan, Kompensasi, Dan Kompetensi Terhadap Kinerja Dosen Di Universitas Respati Indonesia Jakarta.

65.       Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Staf Pt Xyz.

66.       Pengaruh Keberbakatan Manajerial, Pengalaman Kerja Dan Pengawasan Kerja Terhadap Efektivitas Rotasi Jabatan Pada Manajer Kantor Pos Di Wilayah Regional Iv Jakarta.

67.       Pengaruh Efektifitas Manajemen, Budaya Akademik, Dan Integritas Dosen Terhadap Komitmen Dosen Melalui Peningkatan Mutu Pembelajaran Di Yayasan Bani Saleh, Bekasi.

68.       Pengaruh Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan Dan Stres Kerja Terhadap Intensi Turnover Pada Karyawan Yayasan Pendidikan Stella Maris Jakarta.

69.       Pengaruh Negosiasi Dan Kepercayaan Terhadap Komitmen Organisasi Pegawai Di Pusat Pendidikan Dan Pelatihan.

70.       Kepemimpinan Strategis Pada Manajemen Universitas Pertahanan Dalam Implementasi Tridharma Perguruan Tinggi Periode Waktu 2015-2018.

71.       Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Budaya Akademik Terhadap Produktivitas Kerja Dosen Melalui Stres Kerja Pada Institut Ilmu Sosial Dan Manajemen-Stiami Jakarta.

72.       Pengaruh Iklim Organisasi Dan Komitmen Organisasi Terhadap Organizational Citizenship Behaviour Pada Pt. Harmony Land Group.

73.       Pengaruh Stres Kerja Dan Kepuasan Kerja Terhadap Keinginan Berpindah Pada Karyawan Pt. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera.

74.       Pengaruh Promosi Karyawan, Komunikasi Atasan Bawahan, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Di Pt.Holcim Indonesia, Tbk.

75.       Pengaruh Rasio Leverage Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Non Industri Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014.

76.       Pengaruh Kompensasi, Career Development, Work-Life Balance, Dan Organizational Climate Dimediasi Oleh Employee Engagement Terhadap Turnover Intention Pada Karyawan Officer Tetap Pt Bank Syariah Mandiri Kantor Pusat.

77.       Pengaruh Kompensasi (Finansial) Dan Kompensasi (Non Finansial) Terhadap Kinerja Karyawan Pada Garuda Indonesia Pusat.

78.       Evaluasi Program Alih Daya Di Pt. Aru Raharja.

79.       Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas Dan Kebijakan Divien Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Industri Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2019).

80.       Manajemen Kinerja Pembimbing Kemasyarakatan (Studi Kasus: Di Balai Pemasyarakatan Jakarta Timur Utara).

81.       Pengaruh Kompetensi Dan Motivasi Terhadap Kinerja Pada Pegawai (Pmi) Palang Merah Indonesia Jakarta.

82.       Analisis Lingkungan Kerja Fisik Pada Pusat Kajian Akuntabilitas Keuangan Negara Dpr Ri.

83.       Pengaruh Konsep Diri Dan Locus Of Control, Terhadap Kematangan Karir Mahasiswa Tingkat Akhir (Studi Pada Mahasiswa S1 Jurusan Psikologi Unj Angkatan 2011).

84.       Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Melalui Mediasi Kepuasan Pelanggan Pada Maskapai Penerbangan Air Asia Indonesia.

85.       Analisis Pengaruh Promosi Jabatan Dan Stres Kerja Terhadap Turnover Intention Karyawan Pada Pt Bijak (Binajasa Abadikarya)Jakarta.

86.       Pengaruh Desain Kerja, Kepuasan Kerja, Dan Komitmen Organisasi Terhadap Retensi Karyawan Di Pt Suryamas Lumisindo Dwidaya.

87.       Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Dengan Dukungan Sosial Sebagai Variabel Moderasi Pada Tenaga Kependidikan Unj.

88.       Analisis Proses Rekrutmen Dan Seleksi Karyawan Pada Kantor Pusat Adira Finance.

89.       Pengaruh Stres Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pada Karyawan Di Bagian Pemantauan Komisi Penyiaran Indonesia Pusat.

90.       Pengaruh Pengembangan Karir Dan Disiplin Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Bagian Programming Pada Pt. X.

91.       Manajemen Sumber Daya Dosen Dalam Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren (Studi Etnografi Pada Institut Agama Islam Shalahuddin Al-Ayyubi Bekasi).

92.       Pengaruh Tqm Terhadap Kinerja Umkm Melalui Orientasi Pasar Sebagai Variabel Intervening.

93.       Pengaruh Budaya Organisasi, Kompensasi, Dan Keterikatan Karyawan Terhadap Organizational Citizenship Behavior Serta Implikasinya Pada Turnover Intention Karyawan Internal Matahari Department Store.

94.       Pengaruh Job Insecurity Dan Beban Kerja Terhadap Turnover Intention Pada Karyawan Industri Pengolahan Susu.

95.       Pengaruh Budaya Organisasi, Lingkungan Kerja, Kompetensi Pegawai Terhadap Keterikatan Pegawai Melaui Self Efficacy Pada Bpsdm Kementrian Hukum Dan Ham Ri.

96.       Pengaruh Motivasi, Kepuasan Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada Pt A.

97.       Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Komitmen Organisasi Pada Karyawan Koperasi Pegawai Pos Indonesia (Kopposindo) Di Jakarta Pusat.

98.       Analisis Pelaksanaan Work From Home (Wfh) Pada Biro Sumber Daya Manusia Dan Organisasi Kemenparekraf.

99.       Pengaruh Sistem Penghargaan, Gaya Kepemimpinan Transformasional, Komunikasi, Dan Motivasi Terhadap Produktivitas Dosen Menghasilkan Karya Ilmiah Internasional Di Perguruan Tinggi Swasta Di Jakarta.

100.     Analisis Sikap Kerja Pegawai Negeri Sipil Pada Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Tiga.

101.     Pengembangan Manajemen Program Edukasi Di Museum Wayang Jakarta (Studi Kasus).

102.     Pengaruh Efektivitas Manajemen, Work Culture, Trust, Dan Engagement, Terhadap Work Effectiveness Karyawan Pt. Megapolitan Developments Tbk.

103.     Pengaruh Motivasi Dan Pengembangan Karir Terhadap Kepuasan Kerja Pada Karyawan Pt.Pln (Persero) Distribusi Jakarta Raya Dan Tangerang.

104.     Pengaruh Motivasi Dan Pelatihan Terhadap Organizational Citizenship Behavior Pada Karyawan Kantor Pusat Pt Jasaraharja Putera (Jp-Insurance). Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Dengan Masa Kerja Sebagai Variabel Kontrol Pada Karyawan Pt. Dian Digital Media Jakarta.

105.     Pengaruh Persepsi Kenyamanan, Persepsi Kegunaan,Kebiasaan Dan Kepuasan Terhadap Niat Keberlanjutan Penggunaan Pada Aplikasi Penunjuk Jalan.

106.     Pengaruh Quality Of Work Life Terhadap Job Performance Pada Perawat Di Rumah Sakit Dengan Mediasi Organizational Commitment, Job Satisfaction Dan Psychological Empowerment.

107.     Sistem Penjaminan Mutu Internal Di Sdn Utan Kayu Utara 07 Pagi.

108.     Pengaruh Persepsi Keadilan Organisasi Terhadap Intention To Leave Di Mediasi Oleh Kepuasan Kerja Pada Industri Perbankan.

109.     Pengaruh Iklim Organisasi Dan Pengembangan Karir Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pt Pos Indonesia (Persero) Kantor Cabang Pemuda, Jakarta Timur.

110.     Pengaruh Motivasi Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Pada Pegawai Tata Usaha: Studi Pada Tujuh Fakultas Di Universitas Negeri Jakarta.

111.     Pengaruh Motivasi Dan Pengetahuan Manajemen Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Dki Jakarta.

112.     Strategi Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Pelayanan Umroh (Studi Kasus Di Hira Tour Travel).

113.     Kualitas Pelayanan Publik Di Badan Nasional Penempatan Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (Studi Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Komunikasi Interpersonal Dan Komitmen Organisasional Terhadap Kualitas Pelayanan Publik).

114.     Peran Mediasi Knowledge Sharing Intention (Ksi) Pada Pengaruh Individual, Organizational, Dan Technological Level Terhadap Knowledge Sharing Behavior (Ksb).

115.     Evaluasi Program Beasiswa Pendidikan Kedinasan Di Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat.

116.     Evaluasi Implementasi Kebijakan Pengendalian Pencemaran Air Dalam Rangka Penerapan Green Industry Pada Industri Otomotif (Studi Pada Pt. Kramayudha Ratu Motor).

117.     Pola Karier Pegawai Negeri Sipil Tni Angkatan Laut.

118.     Model Jenjang Karir Profesional Bagi Perawat(Studi Kasus Di Rs Pertamina Cirebon).

119.     Evaluasi Program Pengembangan Karier Perwira Dalam Rangka Pembangunan Tni Angkatan Laut Menuju Mef (Minimum Essential Force).

120.     Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Dan Keadilan Prosedural Terhadap Komitmen Organisasional Di Pt Nandya Karya Perkasa.

 

 

Share: